Wahabi dan Ironisme Pemahaman Bid’ah ( bagian 1 )
Oleh: A. Fawwaaz Al QSebuah kata paling top di zaman ini adalah kata “BID’AH”, tapi bila salah memahami dan menempatkanya dapat menyebabkan kita termasuk dalam sabda baginda Nabi Saw dalam shohih Al-Bukhori : “sungguh sebesar-besar kejahatan diantara muslimin adalah orang yang mempermasalahkan hal yang tidak diharamkan namun menjadi haram sebab ia mempermasalahkanya.”
Sekarang oleh sebagian muslimin kata “BID’AH” ini bak pedang bertangkai yang selalu terhunus sebagai Jurus Pamungkas untuk “membunuh” muslimin lainya. Kenyataan di masa lalu bisa kita lihat dalam sejarah, darah kaum muslimin tumpah di mana-mana seperti yang telah dilakukan dua kolaborasi antara ulama’ dari Najd dan penguasa Dir’iyah yang sekarang dinastinya berdiri kokoh di jazirah Arab. Kejahatan dengan dibungkus jargon memurnikan tauhid, menyebabkan mereka nekad membuat Bid’ah Aqidah dengan membagi tauhid jadi 3 (trinitas), yaitu Uluhiyah, Rububiyah, Asma wa sifah. Akibat selanjutnya adalah manusia-manusia tidak berdosa, bayi dalam gendongan ibunya, ulama’ yang sudah tua renta mereka bunuh dengan disembelih. Naudzubillah….
“Tidak halal darah seorang muslim yang telah bersaksi bahwa “Tiada tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah dan aku adalah utusan Allah”, kecuali satu dari tiga orang berikut ini; seorang janda yang berzina, seseorang yang membunuh orang lain dan orang yang keluar dari agamanya dan meninggalkan jama’ah” (shohih muslim)
Akibat bid’ah pembagian tauhid (uluhiyah, rububiyah, asma wa sifah) darah muslimin yang haram ditumpahkan menjadi halal karena dianggap murtad berdasar pembagian tauhid 3 (trinitas). Padahal jelas dalam shahih Muslim di atas, cukuplah bersaksi “Laailaahaillallah muhammadurrosulullah” seseorang haram ditumpahkan darahnya karena telah menjadi muslim.
Mengapa lebih memilih mengikuti kaum yahudi yang menyembah Rahibnya (mengikuti fatwa nafsunya, halal menjadi haram dan sebaliknya)? Karena mereka termasuk bagian sabda baginda nabi saw : “Demi Allah aku tidak takut kemusyrikan menimpa kalian, yang aku takutkan kalian berebut keduniawian. (shohih bukhori).
Dan faktanya, mereka mewariskan kekuasaan dan kekayaan kepada anak cucu (dinastinya) sampai sekarang bahkan sebagian kekuasaan dan kekayaanya dipersembahkan kepada wali / pelindung mereka yaitu para penuja syetan bangsa zionis (Amerika, Israel). Ironisnya kekuasaan dan kekayaan yang dipersembahkan kepada para pemuja syetan itu untuk membantai saudara kita muslimin di Palestina. Laahaula walaquwwata illabillah….
Aneh bin ajaib, ulama’ panutan mereka yang gemar berfatwa tak satu pun yang berfatwa (setali tiga uang) apa pun soal pembantaian di palestina. Apakah karena akibat besarnya dosa yang dilakukan kepada muslimi, maka allah swt membiarkan begitu saja berjalan menuruti akal dan nafsunya sehingga tersesat sesesat-sesatnya?
Maka yang timbul kemudian fatwa nyleneh menuruti akal dan nafsunya seperti:
FATWA DIPERBOLEHKANYA KAWIN DENGAN NIAT TALAK (ALA MUT’AHNYA SYIAH). Aahh enak tenan, makanya krasan untadz F disana. FATWA HARAMNYA ROKOK Denan ALASAN MUDLOROT BAGI PENGHISAPNYA dengan melupakan fatwa mengebiri (memotong burung) untuk meredam pengumbar shahwat. Aah…, sayang memang kalo dikebiri kan asyik 4 plus kawin kontraknya).
Kalau memang pemahaman Bid’ah seperti yang mereka kira, surga yang diciptakan Allah swt akan sia-sia karena dihuni kurang dari 10% manusia bumi. Nah, untuk menyadarkan pikiran yang lalai dan menjernihkan hati yang tertipu simaklah kasus-kasus bid’ah berikut ini:
BID’AH SAHABAT SEMASA HIDUP BAGINDA NABI JUNJUNGAN KITA MUHAMMAD BIN ABDILLAH ROSULULLAH SAW:
1. Rosulullah saw mendapati sejumlah sahabat sedang duduk dalam sebuah halaqoh. Lalu baginda saw bertanya: “apa yang membuat kalian duduk disini?”
“Kami duduk disini untuk berdzikir kepada Allah dan memuji-Nya atas hidayah dan karunia memeluk Islam.”
Rosulullah saw bertanya lagi sembari bersumpah : “Demi Allah, apakah hanya itu kalian duduk disini?”
“demi allah, hanya itulah yang membuat kami duduk disini,” jawab sejumlah Sahabat.
Kemudian rosulullah saw bersabda: SESUNGGUHNYA SUMPAHKU TADI BUKAN BERPRASANGKA BURUK KEPADA KALIAN AKAN TETAPI JIBRIL TADI DATANG MENEMUIKU DAN MENYAMPAIKAN BAHWA ALLAH AZZA WA JALLA SEDANG MEMBANGGA-BANGGAKAN KALIAN Kepada PARA MALAIKAT. (hr. Imam Muslim, Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i).
Pada masa Nabi hidup, Halaqoh adalah diluar kebiasaan Nabi saw dan tanpa perintah Nabi Saw, alias BID’AH.
2. Mengahiri setiap rekaat dengan surat Al-ikhlas
Syayyidatuna A’isah radiyallahuanha menceritakan bahwa pada suatu hari baginda Nabi saw mengutus beberapa Sahabat ke medan laga dengan menunjuk seorang diantara mereka menjadi pemimpin. Dan anehnya pimpinan tersebut setiap menjadi imam sholatnya selepas Al Fatihah kemudian surat lalu diahiri dengan surat Al-Ikhlas. Setelah kembali ke madinah lapor kepada Rosulullah saw.
Setelah menyimak laporan mereka rosululah saw berkata: “TANYAKAN KEPADANYA MENGAPA IA LAKUKAN HAL ITU.” Ketika para sahabat menanyakan hal itu lelaki pimpinan tersebut menjawab: “sebab surat Al-ikhlas tersebut (memuat) sifat-sifat Allah yang Maha Penyayang dan aku suka membaca sifat-sifat Allah.”
Mendengar alasan lelaki tersebut Rosulullah saw bersabda: “sampaikan kepadanya bahwa Allah mencintainya.”
(hr Al Bukhori, Al Muslim, Al Nasai)
DAN DALAM KASUS INI PUN ADALAH BID’AH, KARENA ROSULULLAH SAW TIDAK MEMERINTAH DAN MENCONTOHKANYA, JUGA TIDAK PERNAH MENGAJARKAN SEBELUMNYA.
3. DOA I’TIDAL
Suatu hari kami sholat berjamaah bersama Rosulullah saw, ketika bangkit dari ruku’ dan mengucap ”sami’allahu liman hamidah”, salah seorang di belakang beliau (makmum) mengucap: “robbana wa lakalhamdu hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fiih” secara Jahr.
Selesai salam beliau saw berkata:”Siapa yang mengucapkan kalimat tadi?”
“Saya,” jawab lelaki tersebut. Lalu Rosulullah saw bersabda: ”Aku melihat lebih dari tigapuluh malaikat berebut untuk menjadi yang pertama yg mencatat pahalanya.
Lihatlah kasus ini, bukankah ini adalah jelas-jelas BID’AH, karena tidak ada contoh dari baginda Nabi Saw. Tetapi malaikat berebut untuk mencatat apa yang dilakukannya, subhanalloh….
TAKUT BID’AH, SIAPA TAKUT?
APAAN TUH BID’AH, BID’AH MENGAPA DI APA-APAIN!
SILAKAN BERKATA SEMUA BID’AH SESAT DAN MASUK NERAKA, MESKIPUN KALIAN ALUSYEH, S3, DOKTOR,
- TDK ADA JAMINAN BAHWA KALIAN AKAN HUSNULKHOTIMAH SEDANGKAN KAMI YAKIN SAHABAT RODLIYALLAHUANHUM YANG MELAKUKAN BID’AH SEPERTI TERSEBUT DIATAS TELAH BAHAGIA DI SISI ALLAH SWT, DI SURGA FIRDAUS. DAN JASAD KALIAN BELUM TENTU AMAN DARI KALAJENGKING DAN CACING-CACING DI BUMI SEPERTI UTUHNYA JASAD SAYYID MUHAMMAD BIN ALWI AL-MALIKI AL-HASANI CUCU ROSULULLAH SAW. ALLAH TIDAK BUTUH PENGAKUAN KALIAN DAN TIDAK BUTUH KALIAN YANG MENEGAKKAN SYARIAT. SEBELUM KALIAN LAHIR SYARIAT SUDAH TEGAK BAHKAN KALIANLAH YANG MEMBUTUHKAN SYARIAT.
- TIDAK ADA JAMINAN KHUSNUL KHOTIMAH ULAMA’ KALIAN WALAUPUN MENGARANG KITAB BANYAK MACAMNYA, HAFAL FATHUL BARI (IBNU HAJAR), TAK DIJAMIN DI AHIR HAYATNYA HUSNULKHOTIMAH. SIR JHON HAFAL TAFSIR JALALAIN, SNOECK HORGRONJE MENGUASAI GRAMATIKA ARAB DAN HAFAL ALQUR’AN BERIKUT MAKNAYA TIDAK MASUK SURGA KARENA BAGIAN DARI ZIONIS.
- SEDANGKAN SEPERTI KHULAFAURROSYIDIN, SAHABAT BESAR NABI, Al-IMAM ASY IMAM SYAFI’I, AL-IMAM AHMAD BIN HAMBAL SELURUH MUSLIMIN MEYAKININYA BELIAU-BELIAU TELAH MENDAPATKAN KENIKMATANYA DISISI ALLAH SWT PADAHAL BELIAU-BELIAU INI PELAKU BID’AH (BID’AH HASANAH).
… b e r s a m b u n g … ke Bagian Dua ( 2 )
( disarikan dari berbagai sumber oleh: A.fawwaaz Al.Q )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar