بسم الله الرحمن الرحيم
banyak dari kita yang bertanya tanya tentang apa hukumnya makan hidangan orang yang berduka , mari kita simak beberapa riwayat dari sahabat nabi SAW ,mdh2an dapat memberi jawaban
فلما احتضرعمر أمر صهيبا أن يصلي بالناس ثلاثة أيام ، وأمر أن يجعل للناس طعام
، فيطعموا حتى يستخلفوا إنسانا ، فلما رجعوا من الجنازة جئ بالطعام ووضعت الموائد
! فأمسك الناس عنها للحزن الذي هم فيه ، فقال العباس بن عبد المطلب : أيها الناس
إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قد مات فأكلنا بعده وشربنا ومات أبو بكر فأكلنا بعده
وشربنا وإنه لابد من الاجل فكلوا من هذا الطعام ، ثم مد العباس يده فأكل ومد الناس
أيديهم فأكلوا
، فيطعموا حتى يستخلفوا إنسانا ، فلما رجعوا من الجنازة جئ بالطعام ووضعت الموائد
! فأمسك الناس عنها للحزن الذي هم فيه ، فقال العباس بن عبد المطلب : أيها الناس
إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قد مات فأكلنا بعده وشربنا ومات أبو بكر فأكلنا بعده
وشربنا وإنه لابد من الاجل فكلوا من هذا الطعام ، ثم مد العباس يده فأكل ومد الناس
أيديهم فأكلوا
artinya : Ketika Umar ra terluka sebelum wafatnya, ia memerintahkan pada Shuhaib untuk
memimpin shalat, dan memberi makan para tamu selama 3 hari hingga mereka memilih
seseorang, maka ketika hidangan - hidangan ditaruhkan, orang - orang tak mau makan
karena sedihnya, maka berkatalah Abbas bin Abdulmuttalib ra : Wahai hadirin.., sungguh
telah wafat Rasulullah saw dan kita makan dan minum setelahnya, lalu wafat Abubakar
ra dan kita makan dan minum sesudahnya, dan ajal itu adalah hal yang mesti, maka
makanlah makanan ini..!”, lalu beliau ra mengulurkan tangannya dan makan, maka
orang – orang pun mengulurkan tangannya masing - masing dan makan.
(Al Fawaidussyahiir Li Abi Bakar Assyafii juz 1 hal 288, Kanzul ummaal fii sunanil aqwaal
wal af’al Juz 13 hal 309, Thabaqatul Kubra Li Ibn Sa’d Juz 4 hal 29, Tarikh Dimasyq juz 26
hal 373, Al Makrifah wattaarikh Juz 1 hal 110)
memimpin shalat, dan memberi makan para tamu selama 3 hari hingga mereka memilih
seseorang, maka ketika hidangan - hidangan ditaruhkan, orang - orang tak mau makan
karena sedihnya, maka berkatalah Abbas bin Abdulmuttalib ra : Wahai hadirin.., sungguh
telah wafat Rasulullah saw dan kita makan dan minum setelahnya, lalu wafat Abubakar
ra dan kita makan dan minum sesudahnya, dan ajal itu adalah hal yang mesti, maka
makanlah makanan ini..!”, lalu beliau ra mengulurkan tangannya dan makan, maka
orang – orang pun mengulurkan tangannya masing - masing dan makan.
(Al Fawaidussyahiir Li Abi Bakar Assyafii juz 1 hal 288, Kanzul ummaal fii sunanil aqwaal
wal af’al Juz 13 hal 309, Thabaqatul Kubra Li Ibn Sa’d Juz 4 hal 29, Tarikh Dimasyq juz 26
hal 373, Al Makrifah wattaarikh Juz 1 hal 110)
sebaiknya mereka memberi makan orang – orang selama hari hari itu” (Diriwayatkan
Oleh Al Hafidh Imam Ibn Hajar pd Mathalibul ‘Aliyah Juz 1 hal 199 dan berkata sanadnya
Kuat
Mengenai pengadaan makanan dan jamuan makanan pada rumah duka telah kuat dalilnya
sebagaimana sabda Rasul saw : “Buatlah untuk keluarga Jakfar makanan sungguh mereka
telah ditimpa hal yang membuat mereka sibuk” (diriwayatkan oleh Al Imam Tirmidziy
No.998 dengan sanad hasan, dan di Shahihkan oleh Imam Hakim Juz 1/372)
hadits diatas justru menunjukkan bahwa Rasul
saw memerintahkan sahabat membuat makanan untuk mereka. Kenapa? karena pasti banyak
tamunya yang menyambanginya.
kemudian ada yang mengatakan bahwa hadits ini dalil bahwa keluarga
mayyit tak boleh menyiapkan makanan, namun mereka lupa bahwa hadits ini justru perintah
Rasul saw agar disiapkan makanan dirumah duka, karena beliau saw bukan mengatakan
tidak boleh makan dirumah Jakfar, tapi justru buatkan makanan, dan perintahnya jamak,
Ishna’uu.. yaitu : “wahai kalian (bukan untuk satu orang), ramai ramailah membuat
makanan untuk keluarga Jakfar karena mereka sedang ditimpa hal yang menyibukkan
mereka”. Apa? para tamu.
demikianlah apa apa yang telah di contohkan Rosululloh dan para sahabatnya,dan apa apa yang difahami para salafus shalih
semoga bermanfaat,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar