بسم الله الرحمن الرحيم
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالغَدَاةِ وَالعَشِيِّ
يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلاَ تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَلاَ تُطِعْ مَنْ أَغْفَلنَا قَلبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ
وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً
Firman Allah swt : “Sabarkanlah dirimu bersama kelompok orang – orang yang berdoa
pada Tuhan mereka siang dan malam semata – mata menginginkan keridhoan-Nya dan
janganlah kau jauhkan pandanganmu (dari mereka) untuk menginginkan keduniawian
(meninggalkan mereka memilih kumpulan lainnya”. QS. Al Kahfi : 28.
Ayat ini turun ketika Salman Alfarisi ra berdzikir bersama para sahabat, maka Allah
memerintahkan Rasul saw dan seluruh ummatnya duduk untuk menghormati orang –
orang yang berdzikir. (rujuk Majmu’ zawaid juz 7 hal 21)
pada Tuhan mereka siang dan malam semata – mata menginginkan keridhoan-Nya dan
janganlah kau jauhkan pandanganmu (dari mereka) untuk menginginkan keduniawian
(meninggalkan mereka memilih kumpulan lainnya”. QS. Al Kahfi : 28.
Ayat ini turun ketika Salman Alfarisi ra berdzikir bersama para sahabat, maka Allah
memerintahkan Rasul saw dan seluruh ummatnya duduk untuk menghormati orang –
orang yang berdzikir. (rujuk Majmu’ zawaid juz 7 hal 21)
“Nabi saw. pergi mendapatkan satu lingkaran dari sahabat-sahabatnya, tanyanya; ‘Mengapa kamu duduk disini?’ Ujar mereka: ‘Maksud kami duduk disini adalah untuk dzikir pada Allah Ta’ala dan memuji-Nya atas petunjuk dan kurnia yang telah diberikan-Nya pada kami dengan menganut agama Islam’. Sabda Nabi saw.; ‘Demi Allah tak salah sekali! Kalian duduk hanyalah karena itu. Mereka berkata; Demi Allah kami duduk karena itu. Dan saya, saya tidaklah minta kalian bersumpah karena menaruh curiga pada kalian, tetapi sebetulnya Jibril telah datang dan menyampaikan bahwa Allah swt. telah membanggakan kalian terhadap Malaikat’ “. (HR.Muslim)
Hadits riwayat Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulallah saw. bersabda:
“Sesungguhnya Allah memilik sekelompok Malaikat yang berkeling dijalan-jalan sambil mencari orang-orang yang berdzikir. Apabila mereka menemukan sekolompok orang yang berdzikir kepada Allah, maka mereka saling menyeru: 'Kemarilah kepada apa yang kamu semua hajatkan'. Lalu mereka mengelilingi orang-orang yang berdzikir itu dengan sayap-sayap mereka hingga kelangit. Apabila orang-orang itu telah berpisah (bubar dari majlis dzikir) maka para malaikat tersebut berpaling dan naik kelangit. Maka ber- tanyalah Allah swt. kepada mereka (padahal Dialah yang lebih mengetahui perihal mereka). Allah berfirman: ‘Darimana kalian semua’? Malaikat berkata: Kami datang dari sekelompok hamba-Mu dibumi. Mereka bertasbih, bertakbir dan bertahlil kepada-Mu.
Allah berfirman; ‘Apakah mereka pernah melihatKu’? Malaikat berkata: Tidak pernah! Allah berfirman; ‘Seandainya mereka pernah melihatKu’? Malaikat berkata; Andai mereka pernah melihat-Mu niscaya mereka akan lebih meningkatkan ibadahnya kepada-Mu, lebih bersemangat memuji-Mu dan lebih banyak bertasbih pada-Mu. Allah berfirman; ‘Lalu apa yang mereka pinta pada-Ku’? Malaikat berkata; Mereka minta sorga kepada-Mu.
Allah berfirman; ‘Apa mereka pernah melihat sorga’? Malaikat berkata; Tidak pernah! Allah berfirman; ‘Bagaimana kalau mereka pernah melihatnya’? Malikat berkata; Andai mereka pernah melihatnya niscaya mereka akan ber- tambah semangat terhadapnya, lebih bergairah memintanya dan semakin besar keinginan untuk memasukinya. Allah berfirman; ‘Dari hal apa mereka minta perlindungan’? Malaikat berkata; Dari api neraka. Allah berfirman; ‘Apa mereka pernah melihat neraka’? Malaikat berkata; Tidak pernah!
Allah berfirman: ‘Bagaimana kalau mereka pernah melihat neraka’? Malaikat berkata; Kalau mereka pernah melihatnya niscaya mereka akan sekuat tenaga menghindarkan diri darinya. Allah berfirman; ‘Aku persaksikan kepadamu bahwasanya Aku telah mengampuni mereka’. Salah satu dari malaikat berkata; Disitu ada seseorang yang tidak termasuk dalam kelompok mereka, dia datang semata-mata karena ada satu keperluan (apakah dia akan diampuni juga?). Allah berfirman; ‘Mereka (termasuk seseorang ini) adalah satu kelompok dimana orang yang duduk bersama mereka tidak akan kecewa’ ". Sedangkan dalam riwayat Muslim ada tambahan pada kalimat terakhir: 'Aku ampunkan segala dosa mereka, dan Aku beri permintaan mereka'.
Al-Baihaqiy meriwayatkan Hadits dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulallah saw. bersabda:
لاَْن اَقْعَُدنَّ َمَع قَْومٍ يذْكُُرْوَن اﻟﻠﻪَ تَعَالىَ مِنْ َبْعدِ َ صَلاةِ الفَْْجرِ الىَ طُلُْوعِ الشَّمْسِ اَحَبُّاِليََّ مِنَ الدُّ نيا و ما فيها
(رواه البيهاقي)
“Sungguhlah aku berdzikir menyebut (mengingat) Allah swt. bersama jamaah usai sholat Shubuh hingga matahari terbit, itu lebih kusukai daripada dunia seisinya.
‘Sungguhlah aku duduk bersama jamaah berdzikir menyebut Allah swt. dari sholat ‘ashar hingga matahari terbenam, itu lebih kusukai daripada memerdekakan empat orang budak.’
Riwayat Al Baihaqy dari Abu Sa’id Al Khudrij ra, Rasulallah saw bersabda:
َيقُْولُ الرَّبُّ جَلَّ َوَعلاَ َيْوَم القِيَاَمةِ سََيْعلَُم َهؤُلاَءِ الَْجْمَع الَْيْوَم َمنْ اَْهلُ الكَْرَمِ؟
فَقِْيلَ َمنْ اَْهلُ الكَْرَمِ؟ قَالَ: اَْهلُ مجَالسِِ الذِّكْرِ فِي المََْساجِدِ (رواه البيهاقي)
“Allah jalla pada hari kiamat kelak akan bersabda: ’Pada hari ini ahlul jam’i akan mengetahui siapa orang ahlul karam (orang yang mulia). Ada yg bertanya: Siapakah orang-orang yg mulia itu? Allah menjawab, Mereka adalah orang-orang peserta majlis-majlis dzikir di masjid-masjid ”. Hadits riwayat Turmudzi (yang menyatakan Hasan) dari Abu Hurairah, sabda Nabi saw:
مَا قَعَدَ قَْوُم مَقْعَدًا لَْم يذْكُرُوَن اﻟﻠﻪَ فِيهِ َولَْم يصلُّوْا َعلَى النَّبِيِّ اِلاَّ كَاَن َعلَيْهِْم حَْسَرًة َيْوَم القِْيَاَمةِ (رواه الترمذي و قال حسن )
Hadits-hadits di atas mengenai kumpulan/lingkaran majlis dzikir, itu sudah jelas menunjukkan adanya pembacaan dzikir bersama-sama dengan secara jahar, karena berdzikir sendiri-sendiri itu akan dilakukan secara lirih (pelan). Lebih jelasnya mari kita rujuk lagi hadits-hadits yang membolehkan dzikir secara jahar. Hadits dari Abi Sa’id Al-Khudri ra. dia berkata:
اكثروا ذكرالله حتّى يقول انّه مجنون
Hadits dari Ibnu Abbas ra. dia berkata: Rasulallah saw. bersabda:
اْ“Banyak banyaklah kalian berdzikir kepada Allah sehingga orang-orang munafik akan berkata: ’Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang riya’ (HR. Thabrani)
Imam Suyuthi dalam kitabnya Natiijatul Fikri fil jahri biz dzikri berkata: “Bentuk istidlal dengan dua hadits terakhir di atas ini adalah bahwasanya ucapan dengan ‘Dia itu gila’ dan ‘Kamu itu riya’ hanyalah dikatakan terhadap orang-orang yang berdzikir dengan jahar, bukan dengan lirih (sir).”
Hadits dari Zaid bin Aslam dari sebagian sahabat, dia berkata:
إ نطَْلَقْتُ َمَع َرُسْولِ اﻟﻠﻪِ(صَ) لَْيلَةً, فََمرَّ بَِرجُلٍ فِي المَْسجِدِ يرْفَُع َ صوْتَُه فَقُلْت
يا َرُسْولَ اﻟﻠﻪِ عََسى اَْن ي َكُْوَن َهذَا مَُراِئيًا فَقَالَ: لاَ َولاَكِنَُّه اَوَّاُه. (رواه البيهاقي)
“Aku pernah berjalan dengan Rasulallah saw. disuatu malam. Lalu beliau melewati seorang lelaki yang sedang meninggikan suaranya disebuah masjid. Akupun berkata; ‘Wahai Rasuallah, jangan-jangan orang ini sedang riya’. Beliau berkata; Tidak! ‘Akan tetapi dia itu seorang awwah (yang banyak mengadu kepada Allah)’ ”. (HR.Baihaqi)
Lihat hadits ini Rasulallah saw. tidak melarang orang yang dimasjid yang sedang berdzikir secara jahar (agak keras). Malah beliau saw. mengatakan dia adalah seorang yang banyak mengadu pada Allah (beriba hati dan menyesali dosanya pada Allah swt.) Sifat menyesali kesalahan pada Allah swt itu adalah sifat yang paling بيك
Hadits dari Uqbah bahwasanya Rasulallah saw. pernah berkata kepada seorang lelaki yang biasa dipanggil Zul Bijaadain; “Sesungguhnya dia orang yang banyak mengadu kepada Allah. Yang demikian itu karena dia sering berdzikir kepada Allah”. (HR.Baihaqi). (Julukan seperti ini jelas menunjukkan bahwa Zul- Bijaadain sering berdzikir secara jahar).
Hadits dari Amar bin Dinar, dia berkata: “Aku dikabari oleh Abu Ma’bad bekas budak Ibnu Abbas yang paling jujur dari tuannya yakni Ibnu Abbas dimana beliau berkata:
اَنَّ رَفَْع الصَّْوتِ بِالذِّكْرِ حِْينَ َينصرِفُ النَّاسُ مِنَ المَكْتُوَْبةِ كَاَن َعلَى َعْهدِ َرُسْولِ اﻟﻠﻪِ
‘Sesungguhnya berdzikir dengan mengeraskan suara ketika orang selesai melakukan shalat fardhu pernah terjadi dimasa Rasulallah saw.’ “. (HR. Bukhori dan Muslim)
Dalam riwayat yang lain diterangkan bahwa Ibnu Abbas berkata: “Aku mengetahui selesainya shalat Rasulallah saw. dengan adanya ucapan takbir beliau (yakni ketika berdzikir)”. (HR.Bukhori Muslim)
semoga bermanfaat,,walloahu mustaan
Dalam riwayat yang lain diterangkan bahwa Ibnu Abbas berkata: “Aku mengetahui selesainya shalat Rasulallah saw. dengan adanya ucapan takbir beliau (yakni ketika berdzikir)”. (HR.Bukhori Muslim)
semoga bermanfaat,,walloahu mustaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar